Visitohrid – Ohrid, kota yang terletak di tepi Danau Ohrid di Makedonia Utara, adalah saksi perjalanan sejarah yang panjang dan penuh warna. Kota ini tidak hanya terkenal karena keindahan alamnya tetapi juga karena kekayaan budayanya yang mencerminkan berbagai era, mulai dari Kekaisaran Romawi hingga masa modern. Ohrid menjadi tempat di mana sejarah, seni, dan agama berpadu menjadi satu.
Ohrid pada Masa Kekaisaran Romawi
Pada masa Kekaisaran Romawi, Ohrid dikenal sebagai Lychnidos, yang berarti “Kota Cahaya.” Letaknya yang strategis di Via Egnatia, jalur perdagangan penting yang menghubungkan Roma dengan Bizantium, menjadikan Ohrid sebagai pusat perdagangan dan budaya. Kota ini memainkan peran penting dalam menyebarkan pengaruh Romawi di wilayah Balkan.
Bukti peninggalan era Romawi masih dapat ditemukan di Ohrid, seperti reruntuhan villa, mozaik, dan Amfiteater Kuno. Amfiteater ini, yang dibangun pada abad ke-2 SM, adalah salah satu dari sedikit struktur Romawi yang masih bertahan dan kini digunakan sebagai lokasi berbagai acara budaya, termasuk Festival Ohrid Summer.
Ohrid di Era Bizantium
Setelah kejatuhan Kekaisaran Romawi Barat, Ohrid menjadi bagian dari Kekaisaran Bizantium. Era ini membawa perkembangan pesat dalam seni, budaya, dan agama. Ohrid menjadi pusat penting untuk pendidikan Kristen Ortodoks di wilayah Balkan. Banyak gereja yang dibangun pada masa ini, termasuk Gereja St. Sophia dan Gereja St. Clement di Plaošnik, yang kini menjadi ikon kota.
Gereja-gereja di Ohrid terkenal karena fresko indahnya yang mencerminkan seni Bizantium. Lukisan dinding ini tidak hanya berfungsi sebagai hiasan tetapi juga sebagai alat untuk menyampaikan cerita-cerita Alkitab kepada jemaat. Fresko di Gereja St. Sophia, misalnya, dianggap sebagai salah satu karya seni Bizantium terbaik di Eropa.
Ohrid di Masa Kekaisaran Ottoman
Pada abad ke-14, Ohrid jatuh ke tangan Kekaisaran Ottoman. Era ini membawa pengaruh Islam yang tercermin dalam arsitektur kota. Beberapa masjid dan monumen Ottoman, seperti Masjid Ali Pasha, masih berdiri sebagai bukti keberagaman budaya Ohrid.
Meskipun berada di bawah kendali Ottoman, Ohrid tetap mempertahankan identitas Kristen Ortodoksnya. Kota ini menjadi tempat di mana berbagai tradisi dan budaya hidup berdampingan, menciptakan harmoni yang unik.
Ohrid di Era Modern
Pada abad ke-20, Ohrid menjadi bagian dari Yugoslavia sebelum akhirnya menjadi bagian dari Makedonia Utara yang merdeka. Di era modern, Ohrid dikenal sebagai destinasi wisata utama di Balkan, terutama setelah dinobatkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1979.
Warisan sejarah Ohrid tidak hanya menarik wisatawan tetapi juga menjadi inspirasi bagi seniman, penulis, dan peneliti dari berbagai negara. Dengan kombinasi keindahan alam dan kekayaan budaya, Ohrid adalah tempat yang sempurna untuk mengeksplorasi sejarah dan menikmati keindahan masa kini.
Landmark Penting di Ohrid
- Amfiteater Kuno
Sebagai salah satu peninggalan era Romawi, amfiteater ini adalah tempat yang ideal untuk menikmati pertunjukan budaya. - Gereja St. Sophia
Gereja ini adalah simbol penting dari seni Bizantium dan sejarah keagamaan Ohrid. - Plaošnik
Situs ini adalah lokasi pendidikan Kristen Ortodoks pertama di Eropa. - Masjid Ali Pasha
Peninggalan era Ottoman yang mencerminkan keberagaman budaya Ohrid. - Kastil Samuil
Benteng ini menawarkan pemandangan spektakuler Danau Ohrid dan menjadi simbol perlawanan rakyat Ohrid di masa lalu.
Kesimpulan
Ohrid adalah kota yang menawarkan pengalaman sejarah yang mendalam. Dari Kekaisaran Romawi hingga era modern, setiap sudut kota ini menyimpan cerita yang menarik. Jejak sejarah yang kaya ini menjadikan Ohrid sebagai destinasi yang tak boleh dilewatkan, baik bagi pecinta sejarah, seni, maupun alam.